Pasrah yang tidak sehat. Mengajarkan perempuan untuk “lemah”.

DnTXhixUwAASV8q

Pelepasan otonomi dan pasrah yang tidak “sehat” menurut saya.
Tidak semua yg sudah ter-established itu patut dinilai dan diperlakukan “sudah kodratnya” atau “dari sananya” cuma karena dengan pemberian ilusi makna dan hirarki terhadap sesuatu, apalagi disetujui secara masal, memberikan ketenangan.
.
.
.
.
Struktur sosial dan biologis manusia adalah hasil adaptasi alamiah dan pembentukan dr segi sosial yg sudah ber-abad2.
.
.
.
.
Sangat naive dan ‘malas’ jika melabelkan hal – hal seperti pembentukan toleransi terhadap laktosa susu sapi dan perbedaan warna kulit (ras) itu ada karena “sudah dari sananya”.
.
.
.
.
Iya sih, adaptasi ini umumnya susah diobservasi tanpa adanya metode yg sesuai, terutama bagi yg mengalami hal itu sendiri.
.
.
.
.
Tapi ada kok adaptasi yang terjadi dalam ‘real time’.
Contohnya: kekebalan yang terbentuk terhadap malaria dan bahkan virus HIV pada suatu ras tertentu.
Atau suku bajo di Sulawesi yang dapat bernafas lebih lama karena dilengkapi dengan gen yang berbeda karena hasil mutasi.
Keberatan saya untuk langsung menganggap fenomena alam, apa pun itu, sebagai sesuatu yang “sudah kodratnya” dengan memistifikasi asal usulnya, didukung karena adanya adaptasi – adaptasi yang tidak “menguntungkan”.
.
.
.
.
Contoh :
Phobia yang diturunkan, sehingga keturunan berikutnya mempunyai ketakutan irasional pada hal terntentu tanpa ada trauma yg individu itu alami sebelumnya.
.
.
.
.
Intinya, informasi memang bisa ditransmisikan lewat DNA, dengan tujuan survival bukan hanya bagi keturunannya saja, tapi juga bagi dirinya dengan menghasilkan keturunan yang “lebih baik”.
.
.
.
.
So what? Personally, saya berharap bahwa semua orang diberikan pilihan yang sama dan kesempatan untuk segenap kemampuan dan resources untuk beradaptasi dan hidup sesuai “norma” dia sendiri. Bukan di kotak – kotakan, dilarang , dihambat cuma karena alasan “sudah kodratnya”.
Tentu selama tidak merugikan pihak lain.
.
.
.
.
Struktur sosial dan biologis manusia hasil adaptasi alamiah dan pembentukan dr segi sosial yg sudah ber-abad2.
Termasuk kedudukan perempuan dan laki2 yang patriakal ini.
.
.
.
.
Balik lagi ke gambar yang saya sematkan di tulisan ini;
Jangan me-reduce perempuan sebagai mahluk yang harus di domestifikasi. Jangan biasakan dan me-‘normal’-kan perempuan untuk semua agar aspirasinya jadi homemaker atau even gold diggers.

Leave a comment